Cara Meningkatkan Otoritas Domain / Subdomain & Mengatasi Status “Dicrawl / Di-crawl – Saat ini Tidak Diindeks” (Panduan Lengkap untuk Pengguna Blogspot)

Advertisement
Advertisement

 Setiap pemilik blog pasti ingin artikelnya cepat di-crawl, di-index, dan tampil di hasil pencarian Google. Namun seringkali muncul status di Google Search Console seperti “Ditemukan – saat ini tidak diindeks” atau “Di-crawl – saat ini tidak diindeks” yang membuat frustasi — terutama untuk pengguna Blogspot yang merasa sudah melakukan segala cara.

Artikel ini menjelaskan:

  • Perbedaan status di Search Console dan apa arti teknisnya;

  • Mengapa subdomain (mis. produk.armaila.com) punya tantangan berbeda dibanding domain utama;

  • Langkah-langkah praktis meningkatkan otoritas domain/subdomain agar Google lebih cepat memberi indeks dan peringkat;

  • Tips teknis SEO, konten, internal linking, backlink, serta checklist harian/mingguan.

Tujuan: agar Mas dapat menerapkan langkah-langkah actionable—bukan sekadar pasrah—dan melihat peningkatan indeks serta kualitas trafik dalam jangka menengah.


1. Memahami Alur Google: Ditemukan → Di-crawl → Diindeks

Sebelum melakukan optimasi, penting memahami tahap yang dilalui Google:

  1. Ditemukan (Discovered)
    Google mengetahui URL (dari sitemap, link, atau perayapan). Namun belum tentu Google akan mengunjungi (crawl) URL tersebut segera — mungkin karena crawl budget dibatasi, prioritas rendah, atau URL terlihat kurang penting.

  2. Di-crawl (Crawled)
    Googlebot mengunjungi URL dan membaca HTML. Saat perayapan ini, Google mengevaluasi apakah konten relevan dan layak untuk dimasukkan ke indeks. Status “Di-crawl – saat ini tidak diindeks” berarti Google membaca halaman tapi memutuskan untuk tidak memasukkannya ke indeks saat itu.

  3. Diindeks (Indexed)
    Jika Google menilai halaman layak, maka halaman disimpan dalam index dan bisa muncul di hasil pencarian. Indeks bukan jaminan peringkat tinggi—hanya prasyarat muncul di SERP.

Catatan praktis: Banyak halaman yang memang tidak diindeks karena dianggap duplikat, terlalu tipis, tidak memiliki sinyal internal/backlink, atau kontennya di-load via JS sehingga Google tidak melihatnya.


2. Mengapa Subdomain Bisa Punya Otoritas Lebih Rendah?

Sebuah subdomain (sub.example.com) diperlakukan sebagai entitas terpisah oleh Google dalam banyak aspek. Jika example.com punya otoritas kuat, belum tentu blog.example.com atau produk.example.com langsung menikmati sepenuhnya manfaat otoritas tersebut.

Penyebabnya:

  • Backlink cenderung menuju domain utama, bukan subdomain.

  • Struktur internal linking mungkin tidak menghubungkan domain utama ke subdomain.

  • Subdomain baru butuh waktu untuk dipahami dan dipercaya Google.

  • Banyak platform (termasuk Blogspot) memudahkan pembuatan halaman/label/arsip yang berlebihan sehingga Google menganggapnya kurang bernilai.

Solusi: perlakukan subdomain seperti situs baru — bangun backlink, rangkai internal linking, dan pastikan kualitas konten unggul.


3. Strategi Utama Meningkatkan Otoritas Domain/Subdomain

Berikut strategi komprehensif yang harus dijalankan secara konsisten.

A. Konten Berkualitas & Strategi Topikal (Content First)

  • Buat artikel pilar (pillar content): artikel panjang, komprehensif, dan evergreen yang membahas topik inti website. Panjang 1.500–3.000+ kata sering lebih mudah dianggap bernilai.

  • Buat cluster topikal: satu artikel pilar + beberapa artikel turunan (long-tail) saling saling terhubung (internal linking). Google menyukai struktur topikal yang jelas.

  • Fokus pada intent pembaca: apakah pengunjung ingin tutorial, informasi, perbandingan, atau membeli? Tulislah sesuai intent itu.

  • Perbarui konten lama: konten lama yang diperbarui dengan data terbaru sering mendapat “re-crawl” dan meningkatkan chance untuk diindeks.

B. Internal Linking yang Cerdas

  • Link dari artikel yang sudah terindeks ke artikel baru. Ini memberi jalur bagi Googlebot dan menyampaikan sinyal pentingnya halaman baru.

  • Gunakan anchor text relevan (variatif, tidak berlebihan).

  • Buat struktur silo: halaman pilar → subtopik → artikel spesifik. Ini memusatkan authority di pilar.

C. Bangun Backlink Berkualitas (Off-Page)

  • Guest post pada situs relevan dan terpercaya (relevansi > kuantitas).

  • Listing/arikel di direktori lokal dan profil bisnis (untuk niche lokal).

  • Berkolaborasi dengan komunitas (forum, grup Facebook, Telegram) — share artikel penting, bukan spam link.

  • Broken link building: temukan situs yang punya link rusak ke artikel relevan, tawarkan konten Mas sebagai pengganti.

  • Natural social shares juga membantu mendatangkan traffic awal (bukan backlink langsung tapi berguna).

D. Teknis SEO & Kecepatan

  • Pastikan struktur HTML baik: heading H1, H2, meta description, schema jika perlu.

  • Optimalkan waktu muat halaman: compress gambar, gunakan lazy loading, minimalisasi script yang berat. Blogspot kadang menyuntikkan widget yang memperlambat—kurangi widget tak perlu.

  • Pastikan mobile-friendly: gunakan template responsif, cek di Mobile-Friendly Test.

  • Gunakan sitemap.xml dan robots.txt yang benar. Submit sitemap di Google Search Console.

  • Pastikan canonical URL diatur supaya Google tidak bingung dengan duplikat.

E. Hindari Konten Tipis & Duplikat

  • Gabungkan halaman serupa menjadi satu artikel kuat daripada banyak artikel tipis.

  • Gunakan noindex pada halaman arsip, tag atau label yang tidak perlu diindex (jika memang merugikan). Namun lakukan dengan hati-hati pada Blogspot—label/arsip default perlu dipertimbangkan.

F. Crawl Budget & Prioritas Perayapan

  • Untuk situs kecil, crawl budget biasanya bukan masalah besar. Namun untuk subdomain baru, optimalkan:

    • Blokir resource yang tidak perlu dirayapi (mis. parameter, filter) di robots.txt.

    • Fokuskan Googlebot pada halaman berkualitas dengan internal linking dan update rutin.

    • Hindari membuat ribuan URL dinamis yang tidak memiliki nilai.

G. Signals dari Pengguna (Behavioral)

  • Bounce rate, time on page, scroll depth memberi sinyal pada Google—konten yang membuat pembaca bertahan akan dianggap bernilai.

  • Buat konten mudah dibaca: paragraf pendek, subjudul, daftar, gambar, dan contoh praktis.


4. Taktik Spesifik untuk Blogspot

Blogspot punya karakteristik unik. Berikut trik praktis:

1) Pilih Template yang Bersih dan Ringan

  • Hindari template penuh widget berat.

  • Pastikan konten utama (main post) mudah terlihat oleh Googlebot (jangan dimasukkan oleh JS yang defer tanpa fallback).

2) Gunakan Custom Domain jika Bisa

  • Pindahkan ke www.armaila.com jika memungkinkan. Domain utama lebih cepat membangun authority.

  • Jika tetap di subdomain, konsisten optimalkan subdomain seperti situs terpisah (backlink, internal link).

3) Periksa Struktur URL

  • Gunakan URL yang pendek, berisi kata kunci (Blogspot otomatis menambahkan tanggal—biarkan jika relevan).

  • Hindari parameter tracking di URL posting utama.

4) Atur Robots & Meta dengan Benar

  • Di dashboard Blogspot, cek pengaturan robot.txt, meta tag deskripsi, dan jangan blocking resource penting (CSS/JS untuk render).

5) Kontrol Halaman Label/Arsip

  • Label/arsip sering menghasilkan duplikat. Jika label menghasilkan halaman tipis, pertimbangkan noindex atau minimalkan jumlah label yang dipakai.

6) Hindari Oversharing Otomatis

  • Widget “recent posts” atau “popular posts” secara berlebihan bisa membuat halaman terisi link internal yang tidak relevan—gunakan sewajarnya.


5. Diagnosa Mengapa Halaman “Di-crawl – Saat Ini Tidak Diindeks”

Jika Google sudah merayapi tapi tidak mengindeks, periksa hal-hal berikut:

  1. Konten Tipis: apakah halaman punya cukup informasi? Minimal 300–800 kata tergantung topik; untuk topik kompetitif, lebih panjang.

  2. Duplikat/kanonikal: apakah ada halaman lain yang mirip? Periksa canonical tag.

  3. Rendering issue: buka “Inspeksi URL” di GSC → “LIHAT HALAMAN YANG DIUJI” → cek screenshot dan sumber HTML. Jika konten tidak muncul, berarti rendering JS bermasalah.

  4. Noindex atau meta robots: pastikan tidak ada noindex.

  5. Server/akses: apakah Googlebot mengalami timeout? Cek log server. (Blogspot jarang bermasalah di server karena hosting Google, tapi skrip third-party bisa memperlambat render).

  6. Sinyal eksternal lemah: tidak ada backlink atau internal link yang mengarah ke halaman tersebut.

  7. Kualitas domain: jika subdomain secara keseluruhan belum dipercaya, halaman bagus tetap bisa tidak diindeks segera.


6. Langkah Praktis — Checklist Perbaikan Jika Halaman Tidak Diindeks

Gunakan checklist ini secara berurutan:

A. Periksa Inspeksi URL di GSC

  • Pastikan Googlebot bisa mengambil halaman dan melihat kontennya.

  • Lihat screenshot & HTML yang diuji.

B. Perbaiki Konten

  • Tambah kedalaman (jawab pertanyaan pengguna, sertakan data atau contoh).

  • Tambah heading, daftar, sub-bab, dan FAQ.

C. Tambah Internal Link

  • Dari 2–3 artikel relevan yang sudah terindeks, tambahkan link ke halaman target.

D. Dapatkan Minimal 1 Backlink Berkualitas

  • Secara manual minta link dari forum, teman blogger, atau artikel tamu.

E. Update & Resubmit

  • Lakukan perubahan signifikan, lalu gunakan “Inspeksi URL → Request Indexing”.

  • Ingat: ini bukan jaminan, tetapi memberi sinyal untuk perayapan ulang.

F. Pantau 2–6 Minggu

  • Jika tidak berubah, evaluasi ulang kualitas konten dan duplikat.

  • Jika banyak halaman berstatus sama, pertimbangkan konsolidasi (gabungkan beberapa halaman tipis menjadi satu yang kuat).


7. Strategi Backlink yang Aman & Efektif untuk Blogspot/Subdomain

Backlink itu penting — tapi lakukan secara etis:

  1. Guest Posting Relevan — Tulis artikel berkualitas untuk blog lain di niche Anda. Sertakan link natural ke konten pilar.

  2. Ceritakan Studi Kasus atau Panduan Lengkap — Konten unik yang menyajikan data sering dirujuk (dibacklink) oleh situs lain.

  3. Broken Link Outreach — Temukan artikel relevan yang punya broken link; tawarkan konten Anda sebagai pengganti.

  4. Konten Visual (infografis) — Mudah dibagikan dan sering mendapat backlink alami.

  5. Komentar Berkualitas di Blog/Forum — Bukan spam—beri nilai tambah dan jika relevan, tautkan ke artikel yang membantu.

Hindari:

  • Membeli backlink massal.

  • Link farming atau jaringan PBN yang tidak berkualitas.


8. Content Promotion: Jangan Hanya Menunggu Google

Promosi awal sangat membantu:

  • Share ke grup WhatsApp/FB/Telegram bersangkutan.

  • Posting ulang di medium publik (mis. LinkedIn, Medium) dengan canonical menunjuk ke artikel asli.

  • Gunakan newsletter jika punya daftar email.

  • Sertakan CTA share: minta pembaca share bila bermanfaat.

Initial traffic dari promosi memberikan sinyal bahwa konten berguna—ini bisa membantu Google memprioritaskan perayapan.


9. Monitoring & KPI: Apa yang Harus Dipantau

Pantau metrik ini di frekuensi mingguan/bulanan:

  • Status di GSC: jumlah URL yang terindeks, laporan coverage.

  • Impressions & Clicks (Search Console) untuk artikel yang diindeks.

  • Crawl stats (GSC) — frekuensi Googlebot.

  • Backlink baru (Ahrefs/Moz/semacamnya jika tersedia).

  • Traffic organik (Google Analytics/GA4).

  • Engagement (time on page, bounce, pages per session).

Catatan: perubahan nyata pada authority atau indeks biasanya terlihat dalam 4–12 minggu setelah strategi terapkan.


10. Studi Kasus Singkat (Hipotetis)

Misal: Subdomain produk.armaila.com punya 200 artikel, banyak status “Di-crawl – saat ini tidak diindeks”. Langkah yang diterapkan:

  1. Audit: temukan 120 artikel tipis (<400 kata).

  2. Konsolidasi: gabungkan 3–4 artikel tipis menjadi 1 artikel lengkap → total 40 artikel dihentikan atau redirect 301 ke artikel baru.

  3. Internal linking: buat 10 artikel pilar dan hubungkan semua artikel terkait ke pilar.

  4. Backlink: dapat 5 guest post relevan dalam 2 bulan.

  5. Hasil: setelah 8–12 minggu, indeks halaman pilar meningkat; traffic bertambah 45% dan Google mulai memprioritaskan perayapan subdomain.

Pelajaran: kualitas > kuantitas; struktur & backlink mempercepat perubahan.


11. Checklist Harian / Mingguan untuk Pemilik Blogspot

Gunakan checklist sederhana ini agar konsisten:

Harian

  • Share 1 artikel ke media sosial atau komunitas relevan.

  • Cek komentar & interaksi.

Mingguan

  • Tulis/update 1 artikel pendek/pendukung.

  • Tambah 2–3 internal link dari artikel populer ke artikel baru.

  • Cek Search Console untuk error baru.

Bulanan

  • Audit konten: identifikasi artikel tipis/duplikat.

  • Usahakan 1–2 outreach backlink (guest post atau kerjasama konten).

  • Analisa metrik (Search Console + Analytics).


12. Penutup & Motivasi Akhir

Mas, mendapatkan indeks Google mungkin terasa seperti menunggu keputusan tak terlihat. Tapi ada banyak hal yang bisa dikerjakan — bukan sekadar pasrah. Fokuslah pada:

  • Menulis konten yang membantu pembaca nyata (bukan mesin),

  • Menata situs agar Google mudah memahami topik utama,

  • Membangun sedikit demi sedikit backlink berkualitas,

  • Dan konsisten mempromosikan konten.

Peningkatan otoritas dan indeks bukan sprint—itu perjalanan jangka menengah. Namun dengan strategi yang benar dan konsistensi, perubahan besar bisa terjadi.


Bonus: Ringkasan Actionable 30-hari

Hari 1–7:

  • Audit 50 artikel teratas, identifikasi 10 yang tipis.

  • Perbaiki 3 artikel (isi + internal link).

  • Submit sitemap dan request indexing untuk 3 artikel pilar.

Hari 8–15:

  • Tulis 1 artikel pilar (1500–2500 kata).

  • Outreach 1 guest post.

Hari 16–30:

  • Konsolidasi 5 artikel tipis menjadi 2 artikel kuat.

  • Tambah 10 internal link dari artikel populer ke artikel pilar.

  • Promosikan artikel pilar ke komunitas & social.

Advertisement

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Iklan

Close x